Artikel Pendidikan

Daftar Learning Management System (LMS) terbaik untuk Sekolah

0 Comments
Home
Artikel
Pendidikan
Daftar Learning Management System (LMS) terbaik untuk Sekolah
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan pengaruh yang cukup besar 1) dari pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, 3) dari kertas ke “on line” atau saluran, 4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, 5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
LMS terbaik untuk sekolah
terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg dalam G. Gunawan (2009), dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi terdapat lima pergeseran dalam proses pembelajaran, antara lain:


Proses pembelajaran dapat dilakukan menggunakan media-media komunikasi (tool) seperti komputer, internet, e-mail, telepon dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa dapat dilakukan dengan media-media tersebut, tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka saja. Guru dapat memberikan layanan  dengan menggunakan teknologi informasi tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian juga siswa, dapat memperoleh layanan informasi dalam lingkup yang sangat luas dari berbagai sumber di internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya “cyber teaching” atau “pengajaran maya”, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan media komputer dan internet. Istilah yang sangat populer saat ini ialah e-learning, yaitu model pembelajaran dengan memanfaatkan media teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer dan internet.
Guru dapat memanfaatkan aplikasi Lerning Managemen System (LMS) yang tersedia gratis di internet seperti Moodle, Edmodo, Schology, dan lainya dalam pembelajaran maya (elearning)

Learning Management System (biasa disingkat LMS) adalah aplikasi perangkat lunak untuk kegiatan dalam jaringan, program pembelajaran elektronik (e-learning program), dan isi pelatihan.

Sebuah LMS yang kuat harus dapat melakukan hal-hal berikut:

  • menggunakan layanan self-service dan self-guided
  • mengumpulkan dan menyampaikan konten pembelajaran dengan cepat
  • mengkonsolidasikan inisiatif pelatihan pada platform berbasis ‘’web scalable’’
  • mendukung portabilitas dan standar
  • personalisasi isi dan memungkinkan penggunaan kembali pengetahuan.

LMS merupakan sistem yang digunakan untuk mengelola berbagai catatan pendidikan dan pelatihan, perangkat lunak/ softwarenya digunakan untuk mendistribusikan program melalui jaringan internet dengan fitur untuk kolaborasi secara daring ‘’online’’. Dalam  dunia pendidikan seperti sekolah, LMS biasanya digunakan untuk pembelajaran dan pencatatan dan pendaftaran siswa. Dimensi untuk belajar dan pembelajaran sistem manajemen meliputi ‘’Students self-service’’ (misalnya, registrasi mandiri yang dipimpin guru), pembelajaran (misalnya, pemberian materi ajar, tugas, kuis dan informasi lainya), evaluasi pembelajaran ‘’online’’ (misalnya, portofolio, jurnal, tugas akhir, dll), penilaian ‘’online’’, (ulangan harian, ulangan semester dan ulangan lainya), pembelajaran kolaboratif (misalnya, berbagi aplikasi, diskusi), dan pelatihan manajemen sumber daya (misalnya, instruktur, fasilitas, peralatan).

LMS adalah singkatan dari Learning Management System.  LMS dibentuk untuk membantu pengelola pendidikan dan guru/ instruktur untuk mengelola pembelajaran dalam melaksanakan perannya.

A learning management system (LMS) is “a software application that automates the administration, documentation, tracking, and reporting of training events” (http://en.wikipedia.org/wiki/Learning_management_system).

Dengan LMS ini, memungkinkan pengelola pendidikan dapat membuka batas lingkungan pendidikan yang ada pada pembelajaran konvensional yang masih bersifat tradisional. Pada pembelajaran konvensional, waktu dan tempat menjadi penentu berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat menghambat proses pembelajaran untuk dapat belajar secara mandiri. Setiap orang mempunyai waktu mood yang berbeda sehingga dengan LMS seorang pembelajar dapat memilih dan menentukan waktu belajar sesuai mood-nya.

Ketika kegiatan belajar mengajar (KBM) mengarah ke student centered learning, maka pengelola pendidikan dituntut dapat menyediakan sumber belajar  yang relatif mudah diakses kapan saja dan dari mana saja. Tidak hanya sumber belajar saja tetapi juga tempat waktu yang lebih terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja, termasuk orang tua siswa.

Umumnya LMS terbaik untuk sekolah memiliki fitur-fitur sebagai berikut:

  • Fitur Kelengkapan Belajar Mengajar: Daftar Mata Pelajaran dan Kategorinya, Silabus Mata Pelajaran, Materi Pelajaran (Berbasis Text, visual atau Multimedia), Daftar Referensi atau Bahan Bacaan
  • Fitur Diskusi dan Komunikasi: Forum Diskusi atau Mailing List, Instant Messenger untuk Komunikasi Realtime, Papan Pengumuman, Porfil dan Kontak Instruktur, File and Directory Sharing
  • Fitur Ujian dan Penugasan: Ujian Online (Exam), Tugas Mandiri (Assignment), Rapor dan Penilaian

Macam-macam LMS diantaranya :

Contoh LMS terbaik untuk sekolah yang bersifat free dan gratis adalah:
  • Edmodo (http://edmodo.com)
  • Schology (http://schology.com)

 Contoh LMS yang proprietary adalah:
  • Saba Software (http://www.saba.com)
  • Apex Learning (http://www.apexlearning.com)
  • Blackboard (http://www.blackboard.com)
  • IntraLearn (http://intralearn.com)
  • SAP Enterprise Learning (http://www.sap.com/solutions/business-suite/erp/hcm/learningsolution/index.epx)

 Sedangkan LMS yang open source diantaranya adalah (LMS terbaik untuk sekolah):
  •  ATutor (http://www.atutor.ca)
  • Dokeos (http://www.dokeos.com)
  • dotLRN (http://dotlrn.org)
  • Freestyle Learning (http://www.freestyle-learning.de)
  • ILIAS (http://www.ilias.uni-koeln.de)
  • LON-CAPA (http://www.lon-capa.org)
  • Moodle (http://moodle.org)
  • OpenACS (http://openacs.org)
  • OpenUSS (http://openuss.sourceforge.net/openuss)
  • Sakai (http://www.sakaiproject.org)
  • Spaghetti Learning (http://www.spaghettilearning.com/)


Pada hakekatnya pemilihan penggunaan LMS harus disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan SDM dan sarpras yang ada di sekolah. Jika sekolah ingin menerapkan e-Learning secara penuh, Sekolah dapat memilih LMS yang fiturnya cukup komplek sehingga kebutuhan akan KBM terpenuhi. Di sisi lain LMS yang fiturnya kompleks dan banyak belum tentu sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Beberapa sekolah bahkan ada yang hanya cukup dengan menggunakan CMS blog semacam wordpress, blogspot dan lainya.  Sekali lagi jangan mengejar teknologi tetapi kejar dan temukanlah solusi untuk memecahkan masalah pembelajaran yang ada.

No comments