Artikel Pendidikan

Pembelajaran berdiferensiasi dan Penerapanya di Sekolah

0 Comments
Home
Artikel
Pendidikan
Pembelajaran berdiferensiasi dan Penerapanya di Sekolah
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang memfokuskan pada kebutuhan individu siswa dengan memberikan tingkat yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan kebutuhan setiap siswa. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru menyesuaikan cara mengajar, materi, dan evaluasi terhadap kemampuan setiap siswa sehingga setiap siswa dapat belajar dengan efektif.

Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat dilakukan dengan memberikan pilihan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas atau proyek, memberikan tingkat kesulitan yang berbeda bagi setiap siswa, atau dengan memberikan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Dengan demikian, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan siswa belajar secara lebih efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi dan Penerapanya di Sekolah


Pembelajaran berdiferensiasi telah digunakan selama bertahun-tahun dalam pendidikan, sehingga sulit untuk menunjukkan siapa yang merupakan penemu pembelajaran berdiferensiasi. Namun, pendekatan pembelajaran berdiferensiasi pertama kali diperkenalkan oleh pakar pendidikan, Robert Slavin, pada tahun 1980-an.

Slavin mengembangkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang disebut "Success for All", yang merupakan program pembelajaran yang didesain untuk membantu siswa belajar dengan efektif dengan memberikan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Program ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan telah digunakan di sekolah-sekolah di seluruh dunia.

Selain Slavin, beberapa pakar pendidikan lain juga telah mengembangkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi, seperti Carol Tomlinson dan David Sousa. Tomlinson dan Sousa telah membantu mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi yang lebih terfokus pada kebutuhan individu siswa dan menyediakan sumber belajar yang sesuai dengan kemampuan setiap siswa.

Apa yang harus di siapkan guru dalam Pembelajaran berdiferensiasi?

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan efektif, guru harus mempersiapkan beberapa hal, di antaranya adalah:

1. Mengetahui profil siswa: Guru harus memahami kemampuan, minat, dan kebutuhan setiap siswa sehingga dapat menyesuaikan cara mengajar, materi, dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Memiliki bahan ajar yang bervariasi: Guru harus memiliki bahan ajar yang bervariasi, seperti gambar, video, atau teks, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa.

3. Memiliki metode mengajar yang bervariasi: Guru harus memiliki beberapa metode mengajar, seperti demonstrasi, diskusi, atau latihan, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa.

4. Memiliki strategi evaluasi yang bervariasi: Guru harus memiliki beberapa strategi evaluasi, seperti tes, tugas, atau proyek, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa.

5. Memiliki waktu yang fleksibel: Guru harus memiliki waktu yang cukup fleksibel untuk menyesuaikan kecepatan belajar siswa.

6. Memiliki sikap terbuka terhadap perbedaan: Guru harus memiliki sikap terbuka terhadap perbedaan kemampuan, minat, dan kebutuhan siswa, dan tidak menganggap siswa dengan kemampuan yang lebih rendah sebagai siswa yang kurang berbakat.

7. Menyiapkan rencana pembelajaran yang fleksibel: Guru harus menyiapkan rencana pembelajaran yang fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah dasar:

1. Mengubah cara mengajar sesuai dengan kemampuan siswa. Misalnya, guru dapat menggunakan metode demonstrasi untuk siswa yang lebih visual, atau menggunakan metode diskusi untuk siswa yang lebih verbal.

2. Memberikan pilihan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas atau proyek. Misalnya, guru dapat memberikan pilihan kepada siswa untuk menyelesaikan proyek tentang hewan dengan cara membuat poster, membuat video, atau membuat presentasi.

3. Memberikan tingkat kesulitan yang berbeda bagi setiap siswa. Misalnya, guru dapat memberikan soal-soal yang lebih sulit bagi siswa yang lebih cerdas, dan soal-soal yang lebih mudah bagi siswa yang kurang cerdas.

4. Memberikan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Misalnya, guru dapat memberikan bahan ajar yang berisi gambar dan video untuk siswa yang lebih visual, atau bahan ajar yang berisi teks untuk siswa yang lebih verbal.

5. Mengatur kelompok belajar sesuai dengan kemampuan siswa. Misalnya, guru dapat membentuk kelompok belajar yang terdiri dari siswa-siswa dengan kemampuan yang sama, atau kelompok belajar yang terdiri dari siswa-siswa dengan kemampuan yang berbeda.

6. Menyesuaikan evaluasi sesuai dengan kemampuan siswa. Misalnya, guru dapat memberikan tes yang lebih mudah bagi siswa yang kurang cerdas, atau memberikan tugas yang lebih sulit bagi siswa yang lebih cerdas.

7. Menyesuaikan kecepatan belajar siswa. Misalnya, guru dapat memberikan waktu yang lebih lama bagi siswa yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami materi, atau memberikan waktu yang lebih singkat bagi siswa yang cepat memahami materi.


Berikut ini adalah beberapa kelebihan pembelajaran berdiferensiasi:

1. Meningkatkan hasil belajar siswa: Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan siswa belajar secara lebih efektif karena guru dapat menyesuaikan cara mengajar, materi, dan evaluasi sesuai dengan kemampuan, minat, dan kebutuhan setiap siswa.

2. Meningkatkan motivasi siswa: Pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan motivasi siswa karena siswa dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.

3. Memperkecil gap kemampuan siswa: Pembelajaran berdiferensiasi dapat memperkecil gap kemampuan siswa karena guru dapat memberikan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan setiap siswa.

4. Menghargai perbedaan siswa: Pembelajaran berdiferensiasi menghargai perbedaan kemampuan, minat, dan kebutuhan siswa, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan diri siswa.

5. Menciptakan kelas yang lebih inklusif: Pembelajaran berdiferensiasi dapat menciptakan kelas yang lebih inklusif karena guru tidak hanya fokus pada siswa-siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi, tetapi juga fokus pada siswa-siswa dengan kemampuan yang lebih rendah.


Apakah pembelajaran berdiferensiasi memiliki kekurangan?

Seperti pendekatan pembelajaran lainnya, pembelajaran berdiferensiasi juga memiliki kekurangan. Berikut ini adalah beberapa kekurangan pembelajaran berdiferensiasi:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama: Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan waktu yang lebih lama karena guru harus menyesuaikan cara mengajar, materi, dan evaluasi sesuai dengan kemampuan setiap siswa.

2. Membutuhkan sumber daya yang lebih banyak: Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi juga membutuhkan sumber daya yang lebih banyak, seperti bahan ajar yang bervariasi dan metode mengajar yang bervariasi.

3. Membutuhkan keterampilan khusus: Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi juga membutuhkan keterampilan khusus dari guru, seperti kemampuan mengelola kelas yang beragam, kemampuan mengelola waktu yang fleksibel, dan kemampuan mengelola sumber daya yang lebih banyak.

4. Sulit untuk mengukur hasil belajar siswa: Pembelajaran berdiferensiasi menyediakan tingkat kesulitan yang berbeda bagi setiap siswa, sehingga sulit untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan ukuran yang sama.

5. Dapat menimbulkan rasa tidak adil bagi siswa: Beberapa siswa mungkin merasa tidak adil jika guru memberikan tingkat kesulitan yang lebih rendah atau sumber belajar yang lebih mudah, atau jika guru memberikan waktu yang lebih lama untuk siswa yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami materi.

Meskipun demikian, kekurangan-kekurangan tersebut tidak mengurangi manfaat pembelajaran berdiferensiasi dalam membantu siswa belajar dengan efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Tulisan diatas penulis kumpulkan dari berbagai sumber, salah satunya adalah Modul 2.1.A. Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP)

No comments