Mengenal Desain LAN untuk orang awam
1. Pendahuluan
Seperti sudah dibahas pada bagian sebelumnya, IP
address terdiri dari dua bagian, yaitu network ID dan host ID. Network ID
menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifikasi host dalam satu
network. Host ID bersifat unik untuk satu network. Untuk lebih mengefesienkan
alokasi
IP address yang kita peroleh, kita menggunakan subnetting. Subnetting adalah proses memecah satu kelas IP address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit. Untuk menentukan batas network ID dan host ID dalam suatu subnet digunakan subnet mask. Biasanya kita membentuk subnet dengan mengalokasikan IP address sama rata untuk setiap subnet. Namun hal ini hanya cocok kalau alokasi IP yang kita peroleh cukup besar atau kita menggunakan IP privat. Untuk mengatasi hal itu dapat digunakan VLSM (Variable Length Subnet Mask) yakni pengalokasian IP dengan subnet yang besanya berbeda-beda sehingga alokasi IP dapat menjadi lebih efisien.
IP address yang kita peroleh, kita menggunakan subnetting. Subnetting adalah proses memecah satu kelas IP address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit. Untuk menentukan batas network ID dan host ID dalam suatu subnet digunakan subnet mask. Biasanya kita membentuk subnet dengan mengalokasikan IP address sama rata untuk setiap subnet. Namun hal ini hanya cocok kalau alokasi IP yang kita peroleh cukup besar atau kita menggunakan IP privat. Untuk mengatasi hal itu dapat digunakan VLSM (Variable Length Subnet Mask) yakni pengalokasian IP dengan subnet yang besanya berbeda-beda sehingga alokasi IP dapat menjadi lebih efisien.
2. Desain LAN
2.1 Metode Perencanaan LAN
Sekarang kita akan membahas bagaimana
merencanakan suatu LAN yang baik. Tujuan utamanya untuk merancang LAN yang
memenuhi kebutuhan pengguna saat ini dan dapat dikembangkan di masa yang akan
datang sejalan dengan peningkatan kebutuhan jaringan yang lebih besar.
Desain sebuah LAN meliputi perencanaan secara
fisik dan logic . Perencanaan fisik meliputi media yang digunakan bersama dan
infrastruktur LAN yakni pengkabelan sebagai jalur fisik komunikasi setiap
devais jaringan. Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup fleksibel untuk
memenuhi kebutuhan sekarang dan masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
Seorang
administrator network yang bertanggung jawab terhadap jaringan.
Pengalokasian IP address dengan subnetting.
Peta
letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita gunakan.
Persiapan
fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan LAN adalah lokasi fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan
yang akan dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan
menghubungkan bangunan-bangunan tersebut sangat diperlukan. Jika peta seperti
ini tidak ada maka perlu digambarkan peta dengan cara merunut kabel-kabel yang
ada. Secara umum dapat diasumsikan bahwa pengkabelan yang menghubungkan
bangunan-bangunan atau yang melewati tempat terbuka harus terdapat di dalam
conduit.
Seorang manajer jaringan harus menghubungi
manajer bangunan untuk mengetahui aturan-aturan pengkabelan ini sebab manajer
bangunan yang mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan tersebut. Pada
setiap lokasi (yang dapat terdiri dari beberapa bangunan) harus ditunjuk
seorang manajer jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua konfigurasi
jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pada
awalnya tugas ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan dengan
perkembangan jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi tugas
yang berat. Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan mau
terlibat dalam perkembangan jaringan.
2.2 Pengalokasian IP Address
Bagian ini memegang peranan yang sangat penting
karena meliputi perencanaan jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP
address untuk tiap network. Kita harus membuat subnetting yang tepat untuk
keseluruhan jaringan dengan mempertimbangkan kemungkinan perkembangan jaringan
di masa yang akan datang. Sebagai contoh, KITA mendapat alokasi IP addres dari
INTERNIC http://www.internic.net untuk kelas B yaitu 167.205.xxx.xxx. Jika
diimplementasikan dalam suatu jaringan saja (flat), maka dengan IP Address ini
kita hanya dapat membuat satu network dengan kapasitas lebih dari 65.000 host.
Karena
letak fisik jaringan tersebar (dalam beberapa departemen dan laboratorium) dan
tingkat kongesti yang akan sangat tinggi, tidak mungkin menghubungkan seluruh
komputer dalam kampus KITA hanya dengan menggunakan satu buah jaringan saja
(flat). Maka dilakukan pembagian jaringan sesuai letak fisiknya.
Pembagian
ini tidak hanya pada level fisik (media) saja, namun juga pada level logik
(network layer), yakni pada tingkat IP address.. Pembagian pada level network
membutuhkan segmentasi pada IP Address yang akan digunakan. Untuk itu,
dilakukan proses pendelegasian IP Address kepada masing-masing jurusan,
laboratorium dan lembaga lain yang memiliki LAN dan akan diintegrasikan dalam
suatu jaringan kampus yang besar. Misalkan dilakukan pembagian IP kelas B
sebagai berikut :
IP
address 167.205.1.xxx dialokasikan untuk cadangan
IP
address 167.205.2.xxx dialokasikan untuk departemen A
IP
address 167.205.3.xxx dialokasikan untuk departemen B
Ip
address 167.205.4.xxx dialokasikan untuk unit X
dsb.
Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang
terdapat pada suatu jurusan dan prediksi peningkatan populasinya untuk beberapa
tahun kemudian. Hal ini dilakukan semata-mata karena IP Address bersifat
terbatas, sehingga pemanfaatannya harus diusahakan seefisien mungkin.
Jika seorang administrator di salah satu
departemen mendapat alokasi IP addres 167.205.48.xxx, maka alokasi ini akan
setara dengan sebuah IP address kelas C karena dengan IP ini kita hanya dapat
membentuk satu jaringan berkapasitas 256 host yakni dari 167.205.9.0 sampai
167.205.9.255.
Dalam pembagian ini, seorang network administrator
di suatu lembaga mendapat alokasi IP Address 167.205.9.xxx. Alokasi ini setara
dengan satu buah kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address,
yakni dari 167.205.9.0 sampai dengan 167.205.9.255. Misalkan dalam melakukan
instalasi jaringan, ia dihadapkan pada permasalahan-permasalahan sebagai
berikut :
Dibutuhkan
kira-kira 7 buah LAN.
Setiap
LAN memiliki kurang dari 30 komputer.
Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah
IP address itu menjadi 8 segmen. Karena pembagian ini berbasis bilangan biner,
pembagian hanya dapat dilakukan untuk kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2,
dibagi 4, 8, 16, 32 dst. Jika kita tinjau secara biner, maka kita mendapatkan :
Jumlah bit host dari subnet 167.205.9.xxx adalah
8 bit (segmen terakhir). Jika hanya akan diimplementasikan menjadi satu
jaringan, maka jaringan tersebut dapat menampung sekitar 256 host.
Jika ia
ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama dari 8 bit segmen terakhir IP
Address di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan
menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host menjadi 7 bit. Ia memperoleh 2 buah sub
network, dengan kapasitas masing-masing subnet 128 host. Subnet pertama akan
menggunakan IP Address dari 167.205.9.(0-127), sedangkan subnet kedua akan
menggunakan IP Address 167.205.9.(128-255).
0 Response to "Mengenal Desain LAN untuk orang awam"
Post a Comment